Pages

Saturday, March 10, 2012

Long Trip SEASON 3 Chapter 3 (Mampir ke Kingdom of Thailand)

Previous post here

Dari Hua Hin melewati Ratchaburi - Bangkok (sempat nyasar sedikit) mampir di resto Japan, nyicip sushi, drop at 21.00 di Singburi. Pulang kandang, berbaring. Ghrrrrk, ghrrrrk I-) tidur

Esoknya susun materi untuk presentasi Sukamade Beach, pantai penyu di taman Nasional Meru Betiri Banyuwangi. I've got thousand applauses & responses. =D> tepuk tangan

2 hari terakhir packing dan susun itin pulang...cipika cipiki, say goodbye, nangis *nggak pake nyakar dinding!
***

Usai sudah perjalanan panjang saya di AEYVE 2009. Dua minggu terasa dua hari! Teman-teman baru, wajah mereka, tawa dan semangat mereka membuatku tak ingin meninggalkan Thailand begitu saja. Usai menulis pesan & kesan di secarik kertas, semua partisipan memberikannya kepada masing-masing peserta, satu sama lain. "Please don't open this secret sheet till u've arrived home". Oke bosss!!! 

 Di akhir acara, tepat setelah penutupan AEYVE oleh direktur CCIVS UNESCO, saya sempatkan mengunjungi pusat kawasan Bangkok yang sering disinggahi backpackers, taraaaaaaaaaaaaaaaa!!!! "Khaosan Road And the Goblet of Fire" *backsound Columbia Pictures & MD Entertainment 

Awalnya saya tak punya gambaran sedikitpun tentang Khaosan Road setelah seorang teman, Ann (the cute cute ho Thai girl) kasih usul saya untuk mengunjungi tempat ini. Apalagi terdapat hotel dan guest house yang menawarkan harga gado-gado, mulai 250 Baht (Rp 75.000), 500, sampai diatas 1500 Baht/malam. Well, saya mengamini usulnya.

This is it! Khaosan Road! hal yang lumrah saya temui di Indonesia juga saya jumpai disini. Ya, PKL dan gerobak di sekitar Malioboro. Yip Yip! this is Malioboro of Thailand. Banyak penjual menawarkan aksesoris, perhiasan, makanan tradisional, dan bermacam servis. 

Begitu cocok dengan guest house seharga 300 Baht (setelah mengelilingi Khaosan dari ujung ke ujung) saya tak ambil pusing dan segera check-up! (eh, check in maksudnya). Kamar sedang dengan dua tempat tidur, satu kipas angin dan sebuah meja cukup lumayan bagi backpacker seukuran saya. Rupanya kamar lantai empat ini juga cukup bersahabat karena saya bisa menguras tenaga naik turun tangga selama berpuasa.

17.00
Saatnya hunting takjil. Begitu saya keluar guest house, atmosfer terasa bersemangat.. Jalan penuh dengan turis, kafe dan bar mulai mendentumkan musik. Penggorengan mulai berasap, dan penjual semakin semangat menawarkan aksesoris. Inilah yang membuat Khaosan Road berbeda dengan Malioboro. Selain guest house yang rata-tata berlantai tujuh, disini lebih banyak turis, lebih banyak kafe, dan lebih aaajib jeeeeeh! 

Kalau di Malioboro masih terdapat mobil dan sepeda motor yang sliweran di jalan, di Khaosan Road NOT AT ALL! Semua orang tumpah di sepanjang jalan. Semua berjalan kaki dengan asik. Semakin malam semakin banyak servis. Kian indah saja, mulai dari billiard, kafe dengan para bartender-nya, terapi ikan, sampai Thai massage seharga 500 Baht per jam.

Saya temukan banyak penjual berwajah Bollywood disini. Menu hindustan komplit tersaji, sate khan, pecel khan, rawon takur , urap-urap mukherjee. Kemudian restoran Sushi dan toko yang memajang berbagai edisi Lonely Planet. Tak jauh dari Khaosan, saya berjumpa masjid Chakrabongse. Tepat sekali menantikan saat buka puasa. Setelah nekat masuk (dengan membuang rasa malu), ternyata di halaman masjid telah ditata beberapa meja dan kursi dengan lima kursi mengelilingi setiap meja. Setelah bertanya pada salah seorang takmir masjid, jawaban yg saya harapkan tepat! kursi dan meja itu adalah tempat untuk berbuka puasa, dan gratis tentunya. Hip Hip Hurrraaaaaaaaaaaaaayyyyyy!!!

Di samping masjid juga tersedia stand panjang yang menyediakan makanan dan minuman, buah-buahan, serta roti dan kurma. Semua “musafir” dapat langsung mengambil makanan di stand prasmanan ini.

Di satu meja, saya berkenalan dengan Anang, Toha, dan Rofi. Mereka muslim dari Thailand selatan (Pattani dan sekitarnya) yang bekerja di divisi pelukisan di kerajaan Thailand, seperti membuat ukiran, anyaman, dan keramik. Tak sampai sepuluh menit, kemistri terbangun dan kami beranjak akrab (they speak Malay fluently). Selepas shalat maghrib, saya diajak ke tempat Rofi bekerja, the Kingdom of Thailand. Wahaw, Such a big honor  bagi saya dapat memasuki bangunan PALING keren di Thailand. 

Kerajaan ini dibagi beberapa kompleks salah satunya mess khusus karyawan. Syukur saya bisa masuk dan mengelilinginya bersama "orang dalam" karena tak sembaang orang bisa memasuki bangunan ini. Lalu diajak muter2 messnya. Di lantai 3 kamar tempat Rofi bekerja, dia memasang seperangkat poster di sekeliling dinding kamarnya termasuk kertas-kertas bertuliskan vocabulary dalam bahasa inggris tulisan tangannya sendiri, "saya ingin belajar bahasa english", ujarnya.  Juga menunjukkan saya beberapa keping VCD Trio Macan. Goyang baaaaaaaaaang... AUUUUUMM!!! >:) devil 

Menjelang Isya, bersama mereka, dari kerajaan saya shalat tarawih di masjid Darul Aman, di samping KBRI. Selepasnya, menikmati malam kota Bangkok, kuliner sepanjang jalan...

Esoknya bersama Rofi saya trip keliling Bangkok by motorcycle dan mampir pasar Chatucak, The pasar klewer of Bangkok. Bingung nih, maunya sih ngabisin duwit, eh ujung2nya malah blanja. Haha…






Saya bilang, suatu saat mereka ke Indonesia, jangan lupa beri kabar. Mungkin saya bisa ajak keliling istana presiden (walau saya tidak bekerja disana) dan pasar klewer.


Last day, otw ke Jakerda-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.


No comments:

Post a Comment