One of Indonesia’s most important “penyu” spawning grounds |
Adalah nama desa kecil di kecamatan Pesanggaran, kawasan paling barat di Banyuwangi selatan. Desa ini terletak di balik gunung. Tidak ada alat transportasi umum yang menuju kesana. Hanya truk yang setiap hari mondar-mandir pulang pergi mengangkut sembako, kayu, bahan bakar, dan turis (termasuk aku). Aku sempat berniat mengusulkan Sukamade sebagai salah satu proyek Indonesia Mengajar, tapi belum kesampaian, mungkin besok *besoknya orang Jawa!*.
Truk menuju Sukamade berangkat sore hari pukul 15.00 WIB dari desa Rajegwesi dan kembali pulang ke Rajegwesi pada 09.00 WIB esok harinya. Jadi, jika kamu hendak berangkat ke Sukamade mengendarai jeep, jangan sekali-kali berangkat pagi hari karena akan berpapasan dengan truk yang kembali dari Sukamade. Hal ini mutlak tidak boleh terjadi. (baca: TIDAK BOLEH TERJADI!!!) karena tidak ada tempat untuk berpapasan. Satu-satunya cara adalah mobilmu harus berjalan mundur (baca:mengalah) kembali ke Rajegwesi. Kalau kamu mengendarai motor, jangan harap bisa sampai ke Sukamade dengan selamat, otherwise, u’ll get a macet. Percaya deh, I’ve tried!!!. Aku harus kembali setelah menempuh 1/13 perjalanan. Daripada terjadi hal yang diinginkan seperti aku, mending titipkan motormu di penduduk sekitar pantai Rajegwesi karena mereka akan menyambutmu dengan hangat. Jangan kaget kalau mereka menolak pemberian uang terimakasih sebagai jasa penitipan. Aku sudah memaksa, tapi mereka tetap ndak mau. Padahal mereka sudah menyambutku dengan sangat ramah hati, numpang mandi, menghidangkan gorengan, es teh, buah-buahan, nasi komplit plus lauk dan sayur mayur beserta krupuk ikannya
Sukamade masuk kawasan hutan tropis Taman Nasional Meru Betiri (5800 ha, 0-2000 mdpl) sebagai tempat pendaratan penyu. Disini kamu bisa melihat tempat penangkaran penyu yang diletakkan disebuah ruangan berisi box-box kecil untuk masing-masing atau beberapa jenis penyu. Kamu juga bisa melihat penyu mendarat malam hari. Biasanya musim peneluran penyu pada bulan Mei-Juli, ada pula Nopember-Maret. Ada sekitar 260 spesies penyu di dunia, 45 diantaranya terdapat di Indonesia. Penyu hijau, termasuk penyu paling langka yang dilindungi, sering mendarat disini. Ratusan telur dipendam oleh sang betina pada malam hari. Biasanya dia mendarat jam 08.00 malam dan kembali pulang tengah malam.
Kawasan ini dilestarikan dalam bentuk kawasan lindung sejak 1972. Hingga tahun 1979 telur penyu di Sukamade masih diburu oleh para pengumpul. Namun sekarang pengumpulan, pemindahan anakan, dan penangkapan penyu dilarang keras. Walaupun demikian, masih saja dijumpai beberapa pemburu. Kalau mereka tidak berhasil memburu malam hari, pagi hari setelah subuh mereka beraksi.
Di Sukamade terdapat pantai dengan hiasan pulau karang ditengahnya. Pantai ini ditemukan oleh Belanda pada 1927. Disini kamu bisa menikmati semua fasilitas itu dengan GRATIS. Namun jangan harap dapat fasilitas memukau. Kalau kamu ingin menginap dengan fasilitas kelas hotel, terdapat beberapa rumah inap yang terletak disamping pos pantai (200 meter dari pantai) dengan tarif 50-200-300 ribu per malam. Itupun listrik masih byar-pet karena tidak ada suplai listrik dari PLN secara permanen. Hanya beberapa biji panel surya dan diesel yang dipaksa mendukung nyala kehidupan disana. Bagi pecinta alam atau yang ingin tidur gratis, bawa tenda akan sangat membantu. Kalian bisa tidur di pinggir pantai dengan mendirikan tenda. Kalau bosan dengan penyu, trekking sekitar hutan di Bandealit dan Gunung Gendong akan sangat menghibur. Sepanjang track ini kalian akan menjelajahi hutan hujan tropis dataran rendah. Trekking menarik dimulai pagi-pagi buta karena kamu akan akrab berjumpa dengan binatang-binatang merumput dan bergelantung mencari nafkah.
Turtle way to go
Sukamade berjarak hampir 100 km dari Banyuwangi kota. Rute bisa ditempuh dari arah Banyuwangi kota (rute dari Situbondo) atau Kalibaru (dari Jember) karena jalan utama menuju Sukamade terletak di tengah-tengah antara Kalibaru dan Banyuwangi kota, yaitu Jajag. Tarif bis ekonomi dari stasiun KA Kalibaru-terminal Jajag IDR 7.000, dari terminal bis Karangente Banyuwangi-terminal Jajag IDR 7.000. Tarif bis ekonomi Jajag-Pesanggaran/Sanggar Rp.8000. Bis dari Kalibaru-Jajag dan Banyuwangi kota-Jajag tersedia 17 jam (05.00-22.00). Bis Jajag-Sanggar hanya dari pukul 7 pagi sampai 4 sore. Dari terminal Sanggar-Sarongan/Rajegwesi tersedia angkot dengan tarif kurang lebih IDR 10.000 (kadang tergantung jumlah penumpang).
Sepanjang jalan Sanggar-Rajegwesi kamu akan menjumpai perkebunan PTPN antara lain kopicoklat dan karet (plus pabriknya). Biasanya beberapa angkot hanya berhenti sampai pasar Sarongan, sebelum Rajegwesi. Pastikan tawar menawar dengan supir sebelum berangkat dari Sanggar (rame-rame lebih hemat). Biasanya terdapat truk yang langsung mengangkut sembako dari pasar Sarongan menuju Sukamade. Kamu bisa ikut serta *hitch hike..asiiiik!*. Atau kamu juga bisa menggunakan jasa ojek dari pasar Sarongan menuju Rajegwesi.
Sembari menunggu truk, kamu bisa istirahat di rumah penduduk sambil menikmati pantai rajegwesi. Mayoritas penduduk di Rajegwesi adalah nelayan. Pastikan juga kepada penduduk Rajegwesi berapa hari kamu akan berada di Sukamade agar mereka bisa mengantisipasi kepulanganmu (khusus penitip motor). Untuk pejalan kaki yang anti truk, jangan takut, kalian juga bisa menikmati perjalanan sepanjang Rajegwesi-Sukamade. I’ve tried!!! Beragam spesies flora dan fauna dapat kalian jumpai disini. Pemandangan segar, rindang dan hijau dapat menebus keringat kalian. Lompatan kera dan monyet yang bersahutan, burung-burung raksasa—rangkok, dkk—sering sliweran di sekitar sini. Aliran sungai yang jernih dibawah jembatan Sukamade juga dapat kalian nikmati. Perjalanan kaki ditempuh rata-rata 2-2,5 jam. Perjalanan truk atau kendaraan pribadi kurang lebih 1 jam. Jangan lupa lapor saat masuk pos desa Sukamade dan pos pantai Sukamade (isi buku tamu). Jarak antara pos desa dengan pos pantai 5 km.
Rute tersebut adalah rute arah Jajag dari Banyuwangi/Kalibaru yang biasa ditempuh oleh wisatawan. Tersedia beberapa rute lain sebagai berikut:
Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit (Pintu Gerbang ke Meru Betiri bagian Barat) sepanjang 64 km dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2-3 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Jember-Glenmor-Sarongan-Rajegwesi (Pintu Gerbang ke Meru Betiri bagian Timur) sepanjang 103 km dapat ditempuh dalam waktu 3-4 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
(dari berbagai sumber, Foto1&5: Camille, 2-4: dokumentasi pribadi)
Catatan: -Untuk mobil pribadi: berangkat dari rajegwesi sore hari, pulang dari Sukamade pagi -Untuk motor: harus benar-benar kuat, jika ragu, titipkan pada penduduk Rajegwesi, atau minta ijin supir truk untuk sekaligus mengangkut motormu -Persiapkan pompa/ban cadangan -Air mutlak diperlukan karena sering rawan air minum di pos pantai & air minum sangat sulit didapat -Tarif truk Rajegwesi-Sukamade IDR 20.000 (+rokok lebih afdol) |
manuk-manukkkkkkkkk
ReplyDeleteyaaaaaaa
ReplyDeleteAnonymous: Jaran-jaraaaaaaaaan!*
ReplyDeleteJoy: What "yaaaaaaaa?"*
*ket: jenis komen yg mirip FB
Lebih enak lewat banyuwangi atau ambulu ya... Untuk truk ke sukamade cuma ada satu ya cuma jam 3
ReplyDeleteIya mbak tantri, truk cuma ada sakitar jam 3 aja.. maaf kalau trek dari ambulu saya belum pernah karena rumah saya lebih deket di pesanggaran. Sebenarnya pengen sih nyoba lewat ambulu, tapi kata temen2 lebih lama :(
ReplyDeleteberapa lama waktu yg dibutuhkan utk ke jajag kalo naik bis dr kalibaru?? bis dr jajag ke pesanggaran jg brpa lama ya??
ReplyDeletedr rajegwesi ke teluk hijau,kira2 bisa jalan kaki ndak?? brpa lama jg??
mohon infonya... :)
rumah saya daerah pesanggaran mbak, tapi jarang naik bis jajag-pesanggaran. Kalo kalibaru-jajag 60-80 menit. Jajag-pesanggaran dulu sejam krna jalanx jelek, skrg dh bgus mulus mugkin 30-45 menit. Rajegwesi-teluk hjau saya biasa jalan kaki mbak, 20menit aja
ReplyDeletePetualangan yang melelahkan … :) tapi seru :D
ReplyDelete