Borneo dikuasai
tiga negara. Brunei, Malaysia, dan Indonesia (kadang Filipina ikut2an). Beragam
cara mereka lakukan untuk menarik jumlah pengunjung, apalagi kalau bukan dalam
rangka pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Terlebih nama borneo tidaklah asing
di jagat pariwisata. Mereka Seakan menawarkan pada dunia “inilah kami, negara
borneo yang cantik dan memesona. Datanglah kemari dan nikmatilah laut kami,
penyu yang lucu-lucu, hutan perawan dan gunung yang gagah ini”. Usaha keras itu
tampak salah satunya dengan dibukanya jalur penerbangan internasional langsung
dari dan ke borneo. KK contohnya, banyak penerbangan internasional langsung
menuju ibukota sabah ini. Korea, China, Hongkong, Macau, Brunei, Singapura, Taiwan,
Filipina, dan Indonesia. Alhasil, keberhasilan pembangunan kilat di KK pun
kentara.
Dari Taipei saya tempuh perjalanan udara menuju KK
menggunakan Airasia. Bandara terbesar kedua di Malaysia setelah Kuala Lumpur ini
memiliki 2 terminal. Saya tiba di KKIA pukul 13.15. Tiga jam di KK saya sempatkan keliling kota sekitar
bandara saja karena saya harus ke Brunei malam nanti. Tak ada shuttle antar
bandara disini. Dari terminal 1 saya berganti menuju terminal 2 menggunakan
taksi tak kurang dari 30 menit. Walau tidak cukup lama, saya sempat menikmati
pemandangan kota karena perjalanan antar terminal harus melalui jalan utama.
Kota ini tampak bergairah dan tertib. Transportasi memadai dan lalu lintas
cukup nyaman.
Sebagai ibukota
Sabah, KK memiliki cukup banyak tempat yang layak untuk di explorasi, salah
satu yang paling terkenal adalah Kinabalu National Park dengan gunung kinabalu
sebagai destinasi utamanya. Dalam hati saya berjanji suatu saat nanti pasti
saya akan menggapai puncak itu, menaklukkanmu wahai kinabalu, paling tidak naik
gunungnya saja lah, sambil membangun tenda dan menghabiskan malam romantis disana,
di depan api unggun. Amboyyy...
NEXT: SEASON 4 Chapter 7 (bag 2)
NEXT: SEASON 4 Chapter 7 (bag 2)
No comments:
Post a Comment