Tuesday, June 21, 2011

Long Trip SEASON 2 (chapter 2)

Lanjutan trip sebelumnya (Long Trip SEASON 2 chapter 1)


29-03-2011
Minamata tak sedingin dulu. Angin pagi hari ini membawa kabar gembira. Sepertinya sisa 10 hari kedepan akan benar-benar mengesankan bagiku! :) senang



Keesokan paginya, setelah sepanjang sore kemarin menghilangkan penat di hotspring, aku pamit pada Nobuto-san sekeluarga. Walau tak sehangat Indonesia, paling tidak cuaca pagi ini menambah kehangatan pelukan keluarga Nobuto-san. Tak lupa, mereka memberiku uang saku: “ini nak, untuk beli permen di jalan...” uhuyy! lumayan, seribu yen menambah pundi2 dompetku.. :D tersenyum lebar

Mereka mengantarku ke stasiun Shin-Minamata. Disini kami berpisah. Berpelukan lagi, sampai senyum dan lambaian mereka menyusut diujung rel. Kereta yang kutumpangi menuju Okayama. Lagi-lagi, seperti keberangkatanku menuju Minamata, kepulanganku ke arah Kyoto transit di stasiun Okayama. Berharap lagi malam ini bisa tidur pulas dalam sleeping bag di depan tivi, yang ada justru aku diusir petugas stasiun! Wah, wah, wah... ini tidak adil! dua minggu yang lalu aku bisa berbaring nyenyak di dalam stasiun, rupanya tidak untuk kali ini. Aku diusir keluar oleh petugas. Glandangan mode stand by... melas mode turned on
:( sedih (:| mengantuk

30-03-2011 (01.00    WJT)
Setelah lengan kram karena menyeret koper, 30 menit kemudian aku sampai pada sebuah kursi di pinggir jalan. Tanpa pikir panjang langsung kuserbu (karena ini satu-satunya kursi yang ada) aku langsung merebahkan badanku dan mengurung diri bersama sleeping bag. Yakin, nggak ada polisi??? pasrah! Buang pikiran itu jauh2… kalau nasibku memang mujur, maka pasporku akan sangat berguna untuk meyakinkan mereka bahwa aku adalah gelandangan legal!!!

Dan...sumpah! bukan polisi atau penjahat kelamin yang membuatku bangun berkali-kali. Cuaca pagi ini tak lebih dari 10 drajat selsius. Bukanlah hal yang nyaman untuk tidak bisa tidur di pinggir jalan dengan cuaca <100 selsius. Apalagi nightmare bersama gorilla dan seekor naga putih yang selalu mengejar2ku. Kadang gerombolan bebek menyerbuku dari depan. SANGAT TIDAK NYAMAN!!!

04.50 WJT
Bangun (untuk kesekian kalinya)
Kembali menuju stasiun. Langsung capcus menuju Kyoto.
Singkat cerita,pukul 06.00 aku berada di dalam kereta, duduk ditempat penumpang berkebutuhan khusus karena tidak ada seat tersisa (dasar serakah!). Hahaha… seorang pemuda berkebutuhan khusus yang duduk didepanku menyapaku, Ujung2nya kami berdua ngobrol berbahasa Indonesia (lho…???). Ya, jodoh emang gak kemana. Rupanya ini orang pernah 15 tahun tinggal di Indonesia. Dia adalah koki di resto Jepang, Sushitei. Oalaaaaaaah, Sushitei to? Opo kui? Aku ra ngerti (krik…krik…) 

Ishii pakek gaya kodok

Lumayan, buat obat rindu bahasa Indonesia, kami berdua ngobrol dg “bahasa” sepanjang perjalanan. Namanya Ishii. Dia bercerita banyak tentang Surabaya, Medan, Bandung, Jakarta, dan Indonesia. Tak terasa, kami berdua berpisah di stasiun interchange. Dia menuju Kobe, aku menuju Kyoto. Nomer hpnya berhasil kudapat. Yes! Bisa dine in di Sushitei Surabaya nih, GRATIS!!!
:D tersenyum lebar :D tersenyum lebar :D tersenyum lebar

12.10 WJT
Setiba di stasiun Kyoto, mampir Tourism Office bermaksud korek informasi tentang Kyoto. Berlagak sok-sok an gitu deh, kayak tamu penting, pake nanya2 dan interogasi petugas segala. Ya iyalah, guest is the king dan host is the labor. Hahahaaa!

Sebelum meninggalkan stasiun,berfoto dulu di sekeliling Kyoto Tower yang terletak berseberangan dengan stasiun Kyoto. Terlalu banyak koleksi brosur jadi bingung, peta mana yg mau dipakek. Kuambil selembar brosur, perjalanan berlanjut ke utara, jalan kaki menuju Higashi-Honganji Temple (jeprat-jepret), lalu ke arah Shijo-dori dan Kiyamachi-dori berjumpa dengan Kamo River, sungai yang indah. Aku menyusuri sungai kamo melewati kompleks kesenian, gereja katolik, dan Kyoto City Hall. Berhenti sejenak untuk menikmati serpihan angin sepanjang sungai Kamo. Sepanjang tepian sungai ini tumbuh pohon sakura yang sangat elok saat mekar nanti. Saking asyiknya, aku tertidur dibawah naungan sakura  I-) tidur (grrrrrrrrrrrrrrrhk…)

Tak terasa dua jam berlalu. Jalan kaki lagi masih menuju utara melewati Kyoto City Library of Old Documents dan Kyoto Prefectural University of Medicine sampai tiba di persimpangan Imadegawa-dori. Disini sungai Kamo membelah menjadi dua (Takano River & Kamo River). Belok kanan mengikuti arah Imadegawa-dori melewati Kyoto University, perjalanan (kaki) panjang berakhir di Ginkakuji Temple (Silver Pavilion). 

"Kamo"

penampakan di seberang Kamo

Menuju gerbang Ginkakuji, banyak makanan menggoda iman yang sangat sayang untuk dilewatkan. Di kiri-kanan jalan, para penjual menjajakan aneka jenis makanan ringan, kue-kue sampai makanan berat.  Cobain aja snack, harganya nggak sampai JPY 300. Kalau kamu ingin mencoba becak manual, tak ada salahnya datang ke Ginkakuji. Banyak pemuda berbadan kekar yang mengusung penumpang menggunakan becak tradisional ini sepanjang jalan sebelum masuk gerbang. Try it!!!
 

try this!!!

di Ginkakuji ("bayar karcis dulu bang!")

16.30 Masuk sebentar, menjalankan tugas seksi dokumentasi. Lalu keluar menuju halaman parkir Temple menemui box telepon umum. Maklum bang, my cellphone didn’t work here. Alhasil, aku lebih sering menggunakan jasa telepon umum di Jepang. Kali ini kucoba menghubungi Hayato, seorang teman Jepang asal Chiba yang kuliah di jurusan linguistik Universitas Kyoto. Kami berdua bertemu setahun tahun lalu di Thailand dan terus keep in touch lewat FB. Dia ngekos deket Ginkakuji. Lumayan lho di Kyoto dapet penginapan gratis. Sik asiiiiiiiiiiiiiiik!!!

Malam ini kami habiskan berdua dengan welcome party. OMG OMG OMG!!! Makan enak gratis lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii J Waduh-waduh, aku sampai lupa apa menu melcome party malam ini. Selepas welcome party kami ngobrol, bernostalgia, nonton tivi, dan ngenet (gratis lagi…) sampai ngak kerasa, pagi menjelang, aku meregangkan otot-otot yang kaku sambil berendam di bath tub nya. Ohhh……..
Hayato, seorang anak bos mobil Jepang di Thailand, rumah kosnya mirip apartemen. Ruangannya terdiri dari kamar tamu, dapur, kamar mandi, toilet dan jemuran. Biaya sewa perbulan kalu di kurskan IDR 6.000.000 (coba dihitung, bener nggak, nolnya ada enam). Alhasil, aku menginap di rumah kos bergaya hotel ini (ajiib tenaaaaaan!)
  
31-03-2011
Pagi: mendaki gunung dekat Ginkakuji, kalu ngak salah namanya gunung Nyoigatake. Di puncak ini terdapat tempat sembahyang umat Budha. Pagi ini aku menyaksikan Hayato sembahyang ditempat ini. Teduh…

Sambil sarapan di puncak, kami menikmati hamparan kota Kyoto. 98% Kyoto tampak dari puncak ini. Indah…Daripada naik Kyoto tower seharga JPY 600, mending Nyoi. Sudah gratis, sehat pula... O iya, Kyoto dikelilingi 6 gunung utama, salah satunya yang tertinggi adalah Nyoi. Di seluruh puncak gunung ini terdapat karakter Kanji yang besar sebagai simbol keselamatan dan kesejahteraan. Setiap pertengahan Agustus (biasanya tanggal 16), api unggun berkobar membentuk karakter Kanji tersebut. Gunung “berapi” ini dapat kamu saksikan dari kota Kyoto. Rupanya Hayato adalah salah satu panitia yang cawe-cawe mempersiapkan gawe besar ini. Dia panitia penyulut api unggun. Dia banyak bercerita tentang pengalamannya selama menjadi panitia. Tak sembarang orang bisa menjadi panitia. Apalagi semenjak tragedi orang meninggal karena terbakar  (ck ck ck, kasiyan…)
:-/ bingung

 persembahyangan

seorang gadis di Ginkakuji

Siang: Ikut kuliah di Univ Kyoto. Wah, lumayan bisa jadi mahasiswa asing. Hohoho… aku diajak Hayato ikut kelas bahasa inggris. Bersama kawan-kawan sekelasnya, kami berbanyak (bukan berdua lagi) bercerita tentang Indonesia. Dasar! bisanya-bisanya Hayato ini, aku jadi tamu istimewa di kelas mata kuliah bahasa inggris. Diskusi seputar Indonesia mengalir gayeng sampai akhirnya pembahasan kami mengerucut pada Mataram, Majapahit, dan Blambangan. Singkat cerita, seorang mahasiswa penikmat sejarah mencercaku dengan pertanyaan konyol seputar kerajaan-kerajaan tua itu (come on dude…! nilai rapor pelajaran sejarahku sejak SD-SMA tak pernah lebih dari 7). Aku hanya bisa bantu jawab Blambangan saja. Maklum, tanah kelahiran…Banyuwangi. Ujung-ujungnya kelas bahasa inggris berubah jadi kelas santet!!!

Sakura di Univ Kyoto

Hasil dari kelas ini adalah, aku harus jadi tourguide mereka besok saat mereka mengunjungi Indonesia. Aku harus mengantar mereka ke rumah-rumah dukun di Banyuwangi dan mengajak mereka menyaksikan Seblang…heh!!!

Sore: dari Univ Kyoto menuju Marutamachi-dori, Kyoto International Manga Museum, dan berhenti di Nijojo Castle, tempat bersemayam Samurai. MANTAAAAAAAAAAB!!! Lanjut ke Kyoto Municipal Library Center, Onmae-dori, Kitano Termangu Shrine, Kitaoji-dori, berakhir di Kinkakuji Temple (Golden Pavilion). Yang ini juga nggak boleh kelewat! Sejam berada disini, kembali lagi putar balik jalan kaki ke Univ Kyoto lewat Imadegawa-dori. Little far so much happy….
 
Malam: dinner di resto Thailand bersama kawan-kawan Hayato. Wiiiiiiiiih, berasa di Bangkok euy! Malam ini benar-benar nostalgia indah. Kami mengingat kembali masa-masa disana ditemani semangkuk green curry. Usai makan malam, pulang ke kos menyusun rencana esok hari: OSAKA!



these are Kinkakuji


01-04-2011
Pagi: bersama Hayato kami berdua mengunjungi Kyoto Muslim Association, Al-Salaam Hall, tempat nongkrong mahasiswa Indonesia. Sekalian mau Jumatan. Sialnya, gara-gara kelamaan nunggu bis, aku baru sampai Hall tepat saat shalat Jumat usai (Ya Allah, sesungguhnya engkau maha pengampun, maka ampunilah dosaku
(:| mengantuk ).

Untungnya, para mahasiswa selalu rapat selepas shalat Jumat, jadi aku masih bisa ikut nimbrung. Kenalan dengan mereka satu-persatu. Kebetulan salah seorang dari mereka adalah dosen muda di kampusku. Yah, dunia tak selebar daun seledri :| wajah tanpa emosi









Siang: trip to OSAKA with Hayato. Di Osaka kami menemui Kazumi, temen seperjuangan di Thailand. Genap sudah kami berempat: Adi, Hayato, Kazumi, seorang teman Kazumi. Lima jam di Osaka jalan-jalan, keliling Osaka Tower, ngalor-ngidul ngetan-ngulon…mengunjungi ini itu, cobain ini itu, makan ini itu, PUAS! Misi fantastic four berakhir disebuah gedung


Malam: Makan malam di puncak tower lantai 9 (ngak tahu nama towernya). Viewnya cantik! Ini yang bikin mahal, sepiring mi kuah IDR 100.000 (sumpret! MURAH bangeeeeeeeeeeeeeet!!!)
Menjelang tengah malam: back to Kyoto by JR. Happily exhausted 

Here we are (the three musketeers: Hayato, Adi, Kazumi)

"Fantastic Four"

Bersambung (Long Trip SEASON 2 chapter 3: Tokyo, Kuala Lumpur, Denpasar)


No comments:

Post a Comment